SITUS SEMARANG KOTA
SITUS WATU SAPI
Hari sabtu tepatnya tanggal 3 desember 2017, saya dan teman teman
kang arry zincron, om arie cupink, kang tio, rela menemani saya blusukan untuk melanjutkan penelusuran di suatu tempat, setelah dari candi gedong songo pada hari jum'at kemarin.
Penasaran dengan situs cagar budaya yg berada di tengah tengah pemukiman warga kota semarang.
Salah satu kota yg di bilang cukup minim dengan situs cagar budaya era kerajaan kuno.
Desa Klitak
Kec. Penggaron lor
Kota semarang
Yg memjadi saksi bisu tumbuhnya suatu peradaban pada masa kejayaan pemerintahan Kerajaan kuno, yg di pimpin oleh seorang Raja.
Yang mampu mengayomi dan melindungi rakyatnya.
Salah satu bukti kearifan sang raja tersebut adalah bisa menciptakan atas tumbuhnya suatu peradaban baru, untuk mengembangkan kehidupan, perekonomian, dan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Salah satu wujud lainya adalah berupa bangunan pemujaan, berupa bangunan candi.
Di mana bangunan tersebut di ciptakan di tengah tengah tengah peradaban, untuk kepentingan rakyat dalam setiap hubungan makhluk dengan yg di percayainya.
Namun di era modern atau di era kekinian ini, hanyalah menyisakan beberapa peninggalan peninggalan berupa sarana pemujaan saja
FRAGMEN ARCA NANDI, YONI DAN LAPIK ARCA
Fragmen Arca Nandi, Yoni dan Lapik Arca
Keseluruhan situs tersebut berada di tengah tengah lahan perkebunan Pisang milik wardga, dan di temukan oleh saat akan membangun sebuah sumur di area tersebut.
Mbah mursini warga desa klitak Rt 03 / Rw 04 menuturkan sebuah cerita, bahwa dahulu banyak temuan di ladang tersebut, di antaranya yh di sebutkan.
Sebuah arca dalam posisi berdiri, mempunyai empat pasang tangan, dan arca itu berjenis kelamin laki laki ujarnya.
Di temukan sebuah watu lumpang, sebuah batu bulat dan mempunyai lubang di tengahnya
Di temukan sebuah watu lesung, watu tersebut hampir menyerupai perahu, akan tetapi perahu atau watu lesung tersebut tidak begitu besar.
Saat saya menanyakan di mana keselurah yg anda sebutkan.
Mbah mursini menjawab dengan kejujurannya.
Bahwa keseluruhan hasil temuan BCB tersebut di bawa menggunakan mobil oleh dinas terkait, pengakuan dari mbah mursini.
BCB tersebut Di bawa ke sebuah tempat, yaitu wahana wisata di salah satu pusat kota semarang.
Akan tetapi ada kejanggalan dari unsur cerita tersebut, bahwa beliau mengatakan, hanya watu sapi, yoni dan lapik arca saja yg berhasil pulang dengan sendirinya.
Tidak ada yg mengambil, untuk di bawa kembali lagi ke desa ini, sore hari di ambil oleh pihak kedinasan, esok harinya ke 3 benda tersebut sudah berada di tempat.
Ketiga benda tersebut yg di sebutkan oleh mbah warsini yaitu di antaranya
1. Umpak soko guru yg berada di dalam bangunan masjid ( Yoni )
2. Umpak soko serambi masjid bagian luar atau depan ( lapik Arca )
3. Sapi watu ( arca nandi )
Diantara BCB yang tidak kembali ke tempat semula adalah
1 buah watu lumpang
1 buah arca dewa siwa
1 buah watu lesung
Jika di tarik kesimpulan, pada yaman era kerjaan kuno, Raja pemimpim terawbut telah menetapkan desa Klitak sebagai Tanah Sima.
Artinya tanah perdikan atau tanah bebas pajak.
Dan apakah bukti yg menyatakan tanah sima, yaitu berdirinya sebuah bangunan pemujaan Berupa candi, walau pun tapal batas atau lingga patok belum di ketemukan juga.
Bisa mewakili BCB watu lumpang sebagai pendukung tanah sima, yang sekarang di alihkan atau di alokasikan ke wahana wisata kota semarang tersebut.
Dan menurut cerita rakyatnya, bahwa semua BCB ( Benda Cagar Budaya ) tersebut adalah tinggalan mbah wali, di jaman eranya wali songo saat akan mendirikan sebuah masjid di Demak bintoro, secara logika penalaran, yang di jabarkan sebagai berikut, BCB tersebut adalah salah satu anggota material bangunan masjid Demak Bintoro.
Sebenarnya cerita teraebut sama dengan tempat tempat yg sering saya kunjungi lewat kegiatan blusukan napak tilas sesjarah nusantara.
Selalu di kaitkan dengan cerita pembangunan masjid wurung oleh mbah wali.
Tetap kita apreaiasikan cerita rakyat tersebut.
Karena menurut saya pribadi, dengan adanya cerita tersebut, BCB itu sampai sekarang tetap aman dan di rawat oleh warga setempat.
Sebenarnya BCB itu adalah tinggalan peradaban masa kerajaan mataram kuno atau bangunan fisik hindu kuno.
Dengan melihat semua karakter bangunan sudah kelihatan jelas ke tiganya di gunakan untuk sarana pemujaan Dewa Siwa dalam aliran kepercayaan hindu.
1. FRAGMEN ARCA NANDI
Fragmen Arca Nandi
Terlihat dari samping depan
Fragmen Arca Nandi
Yerlihat dari belakang
Fragmen Arca Nandi
Terlihat dari sisi kanan belakang
Arca nandi, dalam mitologi hindu, nandi ( Lembu ) salah satu hewan yg di sucikan dalam kepercayaan hindu.
Di mana di sebutkan bahwa, arca nandi adalah wahana atau tungbangan dari Dewa Siwa.
2. YONI
Yoni
Pandangan dari sisi samping kiri
Yoni
Pandangan dari sisi sudut belakang
Yoni
Pandangan dari samping sisi kanan
Yoni merupakan sarana pemujaan untuk dewa siwa dalam kepercayaan hindu.
Tetapi blm lengakap tanpa adanya lingga sebagai pasanganya.
Dalam mitologi hindu, lingga di lambangkan sebagai dewa siwa atau sebagai simbul alat kelamin laki laki
Lingga dan Yoni juga merupakan simbol trimurti dalam kepercayaan hindu.
Trimurti adalah ketiga dewa dalam kepercayaan hindu, antara lain
1. Dewa Brahma
Sebagai dewa pembangun
2. Dewa Wisnu
Sebagai Dewa perawat
3.
Dewa Siwa
Sebagai Dewa pelebur, setiap apa yg sudah usang, pada saatnya akan di leburkan dan sebagai dewa yg mengawali
Yoni juga di lambangkan sebagai alat kelamin wanita.
Sebagai mana di simbulkan sebagai dewi uma ( sakti ) istri dari dewa siwa
3. LAPIK ARCA
Lapik Arca
Pandangan dari sisi kanan
Lapik arca
Pandangan dari sisi kiri
Lapik arca berungsi sebagai landasan menaruh sebuah arca
Jika di pertanyakan ... ???
BCB ini, dari kerajaan apa dan siapa nama rajanya ... ???
Pastinya blm dapat di ketahui, karena inscripsi atau prasasti yg menunjukan keterangan tahun dan keterangan dari pemerintahan raja siap blm dapat di ketahui keberadaanya.
Mungkinkah hilang atau mungkinkah masih tertimbun di dalam tanah.
Yg jelas, kita sebagai generasi muda harus bisa menghargai jerih payah karya orang2 nusantara yg telah jauh mendahului kita.
Save Benda Cagar Budaya untuk cerita anak cucu kita berikutnya
Datang
Kenali
Pelajari
Demi Kejayaan Nisantara
Candi tersebut peninggalan Kerajaan Kalingga. Bisa pada masa pemerintahan Ratu Shima, bisa juga pada masa pemerintahan Prabu Kartikeyasingha (suami Ratu Shima). Dari abad ke-6 hingga akhir abad ke-7 Masehi.
BalasHapus