SISA BANGUNAN CANDI TINGGALAN MASA KEJAYAAN KERAJAAN KUNO MIJEN

SISA BANGUNAN CANDI

Tanggal 4 oktober 2017

Menapak jejak peradaban kuno
Desa jatibarang
Kec. Mijen
Kota Semarang

Berawal dari informasi seorang sahabat, sedulur semarang kota, yg sudah lama saya terima informasi tersebut
Beliau memberikan informasi, kalau Desa mijen Kota Semarang 
Terdapat bangunan candi yg menggunakan batu bata merah atau Banon
Belum ada rencana untuk mengawali blusukan ke desa mijen, hanya dalam angan angan saja seolah mengatur rencana yg akan di jadwalkan ke arah sana
Namu, tidak tau mengapa
Rasa dalam benak ini, menginginkan harus berkunjung ke sana, dan mempunyai keharusan untuk blusukan ke sana
Akhirnya, saya memutuskan menghubungi rekan rekan untuk mengantarkan saya ke lokasi, di mana lokasi desa tersebut menyimpan banyak cerita sedjarah

Kabar pertama saya tujukan kepada kang Arry zincron
Yg benar benar tau akan lokasi tersebut, walau pun sebenarnya lokasi masih dalam pencarian bersama
Kedua Om david Bagus sang juru kemudi atau driver handal
Ke tiga om jack sperrouw sang ahli mengorek keterangan

Pertemuan kita atur dan bertemu di lokasi perempatan gunung pati
Tidak menunggu lama dan saling berjabat tangan, karena baru pertama kali kita saling bertemu
( jaga silaturrakhmi )

Di sela sela perjalanan, tepatnya di sebuah perempatan, mendadak kita berhenti sejenak, karena kita melihat ada kumpulan situs cagar budaya di pinggir jalan, di depan sebuah warung pinggir jalan, lebih di kenal dengan sebitan Warung Mie Ayam Pojok
Di jln Jatibarang
Desa Jatibarang
Kec. Mijen
Kota Semarang

Di antara kumpulan situs tersebut terdapat tiga buah jenis sisa dari bangunan pemujaan berupa Candi

1. Fragmen Arca Nandi
2. Fragmen Lapik Sajen
3. Fragmen Kemuncak

KUMPULAN FRAGMEN NANDI DAN LAPIK SAJEN

Kumpulan fragmen nandi dan lapik sajen

Berada di pertigaan arah jatibarang dan ke gunung pati, saat menggali informasi, keterangan warga menyebutkan bahwa, ketiga situs tersebut di temugan di sebuah gumug ( bukit keci ) atau gumug candi, dengan jarak radius 500 meter dari tempat kumpulan sutus tersebut
Tapi warga tidak menyebutkan alamat desa maupun keterangan lainya, yg sekiranya mudah di pahami dan siap di blusuki
Hanya menyebutkan reruntuhan bangunan tersebut menggunakan bahan dasar batu bata merah atau banon dengan ukuran selebar dada orang normal

LAPIK SAJEN

Lapik Sajen

Lapik sajen pada umumnya bersanding dengan arca nandi, dan sudah di pastikan terdapat pada sebuah bangunan candi pemujaan siwa

FRAGMEN NANDI

Fragmen Nandi

Di temukanya fragmen nandi ini bersamaan dengan lapik sajen dan sebuah kemuncak
Dalam mitologi hindu, nandi adalah wahana dewa siwa, di mana nandi selalu di percaya atas ucapan dan perbuatanya oleh dewa siwa

FRAGMEN KEMUNCAK

Fragmen Kemuncak

Fragmen kemuncak

Fragmen kemuncak pada gambar sebenarnya berbentuk kuncup cempaka, berhubung rusak atau aus termakan usia, kemuncak tersebut kelihatan kurang sempurna, tapi masih bisa di kenali bentuknya, kemuncak kuncup cempaka terletak bukan pada bangunan atap candi, melainkan terdapat pada bangunan sebuah pagar bumi yg mengelilingi candi

Setelah mengexplore tempat tersebut, kita melanjutkan ke desa mijen, dengan tujuan awal yg di blusuki

Berjarak kurang lebih 500 meter, kita sampai di desa mijen, desa yg subur, ramah warganya, sesampainya di sana kita berjumpa dengan seorang warga, seperti biasa, menanyakan tentang situa cagar budaya yg di ketemukan warga saat mencangkul tanah lahan pertaniannya
Al hasil, beberapa warga malah heran dan bingung dengan pertanyaan kita
Bahkan mengatakan tidak mengetahui kalau di desanya terdapat temuan candi

Tapi kita hanya menggunakan waktu sehari saja untuk tetap menelusuri jejak sisa peradaban kuno tersebut, tetap mencari sumber informasi yg selanjutanya, hingga akhirnya ketemu dengan seorang ibu, bernama ibu marni
Malahan beliau yg tau keberadaan situs cagarbudaya tersebut
Beliau memberikan gambaran jalan yg menuju situs yg di temukan oleh warga
Ibu marni menjelaskan, situs tersebut berada di bawah rimbunan pohon bambu
Yg di tumbuhi pohon mahoni dan durian di sekitarnya, berupa kontur tanah dengan gundukan atau gumug meyerupai bukit kecil di yengah ladang

GUMUG CANDI

Gumug Candi

Gimug Candi

Terletak di kelurahan mijen, kab. Semarang
Jawa tengah


Gumug Candi

Jika di lihat dari kontur tanah, sebenarnya tidak memperlihatkan keaslian adanya gumug ( perbukitan kecil ), melainkan begitu banyaknya tumpukan batu bata kuno atau banon, sehingga terlalu banyaknya material tersebut dan terlalu lamaya sehingga menyerupai bentuk sebuah tanah yg berbukit

SEBARAN BANON










Sebaran Banon

Sebaran banon ini terdapat di sekitaran gumug candi, berada di sekililing gumung berjarak radius 50 meter dari titik tengah pusat gumug candi
Jika di tarik kesimpulan, gumug candi tersebut adalah pusat bangunan pemujaan yg mempunyai pelataran luas, karena terlihat dari bentuk luas tanah, membentuk sebuah pelataran, dengan bukti struktur betengan atau rajek ( jawa ) yg masih kelihatan bentuknya, walaupun sudah runtuh, betengan tersebut yg berfunsi sebagi batas ukur tanah milik warga atau galengan ( jawa ), yg mengelilingi gumug

STUKTUR LANTAI


 Struktur Lantai

Struktur lantai pelataran, di temukan oleh warga saat menggarap tanahnya

Struktur Lantai Pelataran

Bangunan pelataran ini memiliki susunan banon sebanyak dua lapis, yg mempunyai ketebalan 9 cm dan panjang 38 cm dan lebar 24 cm, di ketemukan radius 50 meter dari pusat gumug tersebut

BANON DI GUMUG

Banon

Banon

Informasi yg sangat menarik untuk di kembangkan seharusnya
Bahwa warga setempat yg kita jumpai, beliau sebagai petani menceritakan, di bawah gumug tersebut sebenarnya mempunyai ruangan, yg bercerita dengan kejadian salah seorang warga, yg menggarap tanah di lokasi gumug tersebut, amblas ke dalam ke dalam tanah, seperti menginjak atap rumah yg sudah rapuh, dengann mengatakan untung patani tersebut tidak terjadi apa apa, atau tidak mendapatkan luka yg serius
Karena ke awaman warga, yg belum mengetahui, bahwa reruntuhan bangunan tersebut adalah situs cagar budaya berupa bangunan candi, sehingga warga menutupnya kembali dengan cara mengumpulkan banon berpusat di tengah dan di jadikan satu lagi
Sampai sekarang gumug tersebut belum ada penanganan yg serius, penelitian berlanjut, terlihat gumug tersebut sudah di tumbuhi tumbuhan mahoni dan tumbuhan jenis lainya

Jack sperrouw
David bagus
Arry zincron

Salam Santun




Tetap Sangat Dalam Berkarya
Demi Kejayaan Nusantara






Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI