YONI KEMASAN PRINGAPUS



" JEJAK PERADABAN
KERAJAAN KUNO "

Tanggal 27 Agustus 2017

Setiap daerah memiliki tinggalan benda cagar budaya atau warisan dari buah karya tangan orang orang pada masa zaman pemerintahan kerajaan kuna, yg berhasil membuahkan karya dari cerita rakyat tersendiri.
Bagai mana pun alur cerita itu, sepatutnya kita hargai dengan acungan jempol dan mungkin juga ucapan terimakasih kepada beliau beliau, yg pernah hidup di jaman jauh sebelum kita, karena mampu dan  banyak mengabadikan legenda cerita rakyat, yg dapat di cetuskan lewat lesan ke lesan, dari generasi ke generasi Berikutnya.
Perubahan alur cerita, kemungkinan beda dengan perjalanan yang sesungguhnya, Tapi memang itu kenyataan_Nya, dari buah cerita yg di ciptakan pada masa kejayaan kerajaan  kerajaan kuna, setelah beralih peradaban yang menganut KEPERCAYAAN baru. Sebuah perjalanan yang mengacu pada Situs hindu kuno, yg di kisahkan dan di kaitkan peranan, dengan perjalanan PARA WALI atau sesepuh yg pernah menciptakan nama sebuah tempat atau desa, salah satu tokoh babat alas desa contohnya, yg benar benar memiliki kepribadian sosok PEMIMPIN  yg di anut PETUAH petuahnya, sehingga masyarakat setempat menyebutnya sebagai sesepuh pini sepuh yg benar benar mempunyai jasa atas perubahan daerah yg telah di bukanya.

Sakral dan Keramat lah yg sekarang ini masih menjadi momok sebagian besar lapisan masyarakat dan selalu di kaitkan dengan hal hal yg mistis.
Tapi, percaya boleh percaya, tidak boleh tidak. Banyak cerita yg terkuak dari warga setiap daerah, mempunyai fersi yg sama dengan ceritanya.

Datangnya sosok makhluk berwujud Kakek kakek dengan perawakan tinggi besar berwibawa, mengenakan pakaian serba putih dan semua jenis tatanan busana yg mirip dengan adat kerajaan, yg di ujarkan sebagai penunggu benda cagar budaya, menemui dalam setiap mimpi para warga, yg sengaja membawa dan memindahkan situs situs cagar budaya,  tanpa mengetahui aturan yg di terapkan dalam hukum adat setiap daerahnya, setiap kejadian dalam mimpi di gambarkan serupa, yaitu, sosok yg menemui dalam mimpi menuntut supaya mengembalikan artefaks yg di pindahkan ke tempat semula, Antara benar dan tidaknya
Mereka, yg bercerita, yang pernah mengalami Kejadian tersebut.

Seprti Makam umum

Dusun Kemasan
Desa klepu
Kec. Pringapus
Kab. Semarang
Jawa Tengah


ini contohnya
Memiliki legenda cerita rakyat, yg masih melekat di dalam fikiran hingga sampai sekarang.
Sisa bangunan, yg di gunakan sebagai sarana pemujaan, Yang di Sebut dengan YONI ( Nama Benda tersebut ), Dan di sebut sebut oleh sebagian warga dengan nama watu lesung atau watu kenteng.

WATU KENTENG / UMPAK SOKO GURU / YONI

Situs Candi Makam Kemasan

MAKAM UMUM DESA KEMASAN

Makam Umum Desa kemasan
Kec. Pringapus

Makam ini berada di sebelah selatan desa kemasan, sebuah desa yg tidak jauh dari kawasan industri, sehingga mayoritas penduduknya sebagian besar bekerja di kawasan pabrik atau industri tersebut.

Di makam tersebut, banyak sisa sisa bangunan peradaban di masa pemerintahan kuna atau kalasik.

MAKAM UMUM WARGA

Situs Candi Makam Kemasan

Di makam ini lah, dulu pernah Berdiri sebuah bangunan pemujaan yg berupa Candi, yg menggunakan susunan batu bata merah Kuna, memiliki ketebalan 9 cm, lebar 20 cm, dan panjang 30 cm.
Rata rata batu bata merah tersebut beralih fungsi sebagai singget ( jawa ) pembatas makam yg satu dengan yg lainya, banyak juga yg di gunakan sebagian warga setempat, khususnya yg mempunyai lahan persawahan yg produktif, batu bata tersebut di gunakan sebagai galengan sawah ( jawa ) atau talut.
Di samping itu, masih banyak batu bata merah yg lainya yg di gunakan sebagai Umpak atau landasan penyangga tiang bangunan rumah, bangunan kandang, dan pembatas Lebar area makam umum
Menurut penuturan warga, batu bata merah itu di temukan dalam galian tanah makam, saat ada upacara penguburan jenazah orang yg sudah meninggal, itupun sering terjadi Penemuan secara tidak sengaja, saat di adakan penggalian tanah di makam tersebut.
Banyak warga juga mengatakan, bahwa batu bata tersebut juga sering kali di temukan saat penggarapan lahan sawah yg akan di tanami padi, dua orang warga kemasan pernah menemukan empat buah umpak dalam ukuran besar , yg di gunakan sebagai landasan tiang bangunan penyangga rumah mereka.
Tinggalan yg pernah di temukan warga sebuah yoni, berbentuk persegi empat, hampir mirip dengan bujur sangkar, yg mempunyai ukuran lebar 62 cm, tinggi 70 cm, lebar atau panjang ukuran penampang dasar yoni 70 cm
Yoni ini dalam keadaan patah pada cerat, rusak atau aus pada sisi sisi pelipitnya karena kemungkinan terkena atat penggalian, seperti cangkul, linggis dan alat alat lainya, saat menggali tanah kuburan.

Situs Candi Makam Kemasan

Yoni di gunakan sebagai sarana pemujaan pada masa hindu klasik atau hindu kuno,
 LINGGA dan YONI sebenarnya pasangan komplit dalam upacara pemujaan dewa yg tergabung dalam TRIMURTI
Dalam Kepercayaan hindu kuno trimurti di lambangkan sebagai LINGGA YONI dan di simbulkan sebagai Dewa siwa di lambangkan sebagai Lingga
Yoni di lambangkan sebagai Dewa Wisnu Dan Dewa Brahma
Dewa Siwa sebagai Dewa Pelebur 
Dewa Wisnu Sebagai Dewa yg merawat
Dewa Brahma Sebagai Dewa pembangun.

Situs Candi Makam Kemasan

Yoni berbentuk persegi, mempunyai penampang datar di bawah dan di atasanya, penampang atas memiliki lubang berbentuk bujur sangkar yg berfungsi sebagai pengunci lingga, 
Yoni di simbulkan sebagai bahagian dari dewa trimurti, seperti yg di sebut di atas, melambangkan Dewa Brahmana dan Dewa Wisnu, di lambangkan sebagai Dewi Uma ( sakti ) istri Dewa Siwa dan di simbulkan sebagai alat kelamin wanita.

Situs Candi Makam Kemasan

Batu bata merah ini mempunyai pelipit yg terdapat dalam bangunan candi dalam sudut sudut candi, mungkin bisa saja terdapat pada pojok lantai setelah naik ke anak tangga yg akan masuk ke ruangan bilik candi
Terdapat dalam bagian bhurvaloka, atau dunia para manusia atau bagian kaki kaki bangunan candi

BATU BATA MERAH

Situs Candi Makam Kemasan

Batu bata merah ini, seperti yg di sebutkan di atas, yg beralih fungsi sebagai pembatas makam yg satu dengan yg lain

EDUKASI WARGA

Edukasi Warga

Edukasi warga ini memang sengaja kita berikan supaya, para warga setempat lebih tau bahwa batu bata merah tersebut adalah situs cagar budaya yg di wariskan kepada kita, supaya beliau beliau tau dan ikut serta berperan dalam melindungi situs cagar budaya tersebut
Dengan himbauan, kalau ada penemuan batu bata merah dalam ukuran besar, jangan di rusak atau pun di kumpulkan jadi satu di sebelah yoni supaya tidak rusak berkelanjutan
Jadi cerita sedjarah bangsa masih berkelanjutan dengan adanya bukti situs situs tersebut.

Sedikit percakapan dengan pak turkhamun dengan saya.

Menceritakan tentang situs cagar budaya yg berada di makam tersebut
Saat pak turkhamun melihat saya dan teman teman, dengan sikap yg agak mencurigakan.

Pak turkhamun : Mas ... mas ... !!! Ada apa mas ... mau cari togel yaa ... !!!
Saya : Tidak pak ... 😬😬😬 ... !!!
Pak turkhamun : Kalau tidak ada niat cari nomor ( togel ) kok maen maen di kuburan ... 😈😈😈 ... ???
Aku : gak ada niat cari togel pak ... 😢😢😢 ... !!! Ini loh pak ... saya datang ke makam ini bersama teman teman, kebetulan saya dan teman teman, pengagum situs situs bersejarah pak.

Pak turkhamun kembali bertanya kepada saya ... ???

Pak turkhamun : Berarti sampean ahli sedjarah mas .... ???
Saya : Tidak pak ... saya cuma pengagum saja tidak lebih kok pak.
Pak turkhamun : Berarti sampean tidak tau sedjarah desa sini mas ... ???
Saya : Jelas tidak pak ... Makanya saya mau mencari sumber informasi tentang situs cagar budaya ini pak ... kenapa kok di makam ini ada ... begitu loh pak.
Pak turkhamun : Sampean mau tau sedjarahnya gak mas.
Saya : Mau mau mau pak ... !!! 

Dengan bergegas saya mengiyakan tawaran pak turkhamun, Mulailah beliau bercerita

Dulu sebelum makam ini ada mas, jamanya mbah buyut buyut secara turun temurun pernah menceritakan sedjarah makam ini.

Makam ini sebenarnya pernah di buat bangunan masjid oleh mbah wali, dalam waktu semalam, pada akhir cerita, masjid itu gagal di bangun, karena kedahuluan ada ayam jago berkokok di pagi hari dan mendengah orang orang memukul lesung sebelum fadjar sodik menyingsing, karena itulah, Mbah wali menghwntikan pembangunan masjid tersebut, sehingga i anggap sebagai bangunan Masjid Wurung. 

 Sehingga Mbah wali meninggalkan bangunan masjid ini mas, sebelum usai di buat, dan tidak di selesaikan
makanya di sini banyak batu bata merah yg berukuran besar besar si makam ini, tidak sama dengan batu bata jaman sekarang.

Kalau sedjarah watu kentheng itu, dulu di fungsikan sebagai umpak soko guru, Di gunakan sebagai tatakan Tiang penyangga bangunan Masjid yang telah gagal di bangun oleh mbah wali.

Dan empat buah umpak yg dengan bentuk yang tidak sama,  Sudah di bawa pulang warga sekitar untuk landasan tiang penyangga atap bangunan rumah mereka mas.

Sangat di sayangkan ya pak, sungguh sangat kasihan mbah wali. Ujar saya ke pada bapak turkhamun.

Saya pun menjatuhkan pertanyaan kepada pak turkhamun lagi.

Saya : Pak nama mbah wali tersebut siapa ya pak ... ???
Pak turkhamun : Wah ... !!! Kalau itu saya tidak tau mas, saya lupa mau menanyakan nama wali itu kepada embah saya ... !!!

Mendengar cerita itu, saya langsung memberikan beberapa pertanyakan dan ajakan kepada bapak turkhamun
Dan masih di dalam percakapan kami berdua.

Saya : Pak turkhamun ... saya mau tanya pak ... ???
Pak turkhamun : Iya dan silahkan mas ... !!!
Saya : Maaf sebelumnya pak ... panjenengan pernah ziarah ke makam sunan kudus pak ... ???
Pak turkhamun : Ya pernah to mas ... memang kenapa mas ... !!!
Saya : Berarti jenengan tau bangunan pintu gerbang yg masuk ke masjid sunan kudus, lebih terangnya jananengan tau menara masjid kudus yang masih berdiri sampainsekarang pak ... !!!
Pak turkhamun : Jelas tau to mas ...
Saya : Kira kira jenengan amati, batu bata yg di jadikan bangunan menara kudus, Ada Kesamaan Atau tidak, dengan Batu Bata yg berada di makam ini.
Pak turkhamun : Iya ... sama mas, Baru kepikiran saya mas.

Tiba tiba bapak turkhamun memutuskan ucapanya dengan sendirinya

Pak turkhamun : Jangan jangan ini masjid yg pernah di buat Sunan Kidus yaa mas ... ???
Saya : 😭😭😭 Wah ... kurang tau juga pak ... !!!
Sekarang yang paling penting begini saja pak ...

Kalau menurut jenengan ini bangunane mbah wali, alangkah lebih baiknya, kalau batu bata ini kita kumpulkan lagi, Suaya si bantu dengan teman teman saya pak ... di jadikam satu dengan batu besar yg jenengan anggap sebagai watu kenteng, kira kira bagai mana pendapat jenengan pak.
Pak turkhamun : Setuju mas ... saya siap untuk mengumpulkanya.
Saya : Tapi tetep di jaga kelestarianya yaa pak, dan apabila ada seorang warga menemukan satu buah batu bata kuno yg besar, kalau jenengan lihat, jenengan minta dengan baik, dan berusaha di jadikan satu dengan yang lain ya pak.
Pak turkhamun : Iya mas ... 
Saya : Kalau sampai hilang atau rusak, kan kasihan mbah walinya, Sudah susah payah membangun, Walaupun akhirnya gagal, cuma gara gara mendengar ayam berkokok atau mendengar orang numbuk padi, sebelum fadjar terbit.
Apa salahnya kalau kita tetep rawat sebagai barang bukti untuk Cerita anak cucunya yang akn datang pak.
Pak turkhamun : Iya mas ... !!!

PENGUMPULAN BATU BATA KUNO

Situs Candi Makam Kemasan

Situs Candi Makam Kemasan

Pengumpulan batu bata kuno oleh pak turkhamun dan di bantu oleh teman teman pecinta situs cagar budaya

PENCARIAN DAN PENGUMPULAN BATA KUNO

Situs Candi Makam Kemasan

Situs Candi Makam Kemasan

Situs Candi Makam Kemasan

Penelusuran kita lanjutkan lagi setelah seminggu berlalu, Kali ini saya mengadakan penelusuran di Dusun Kaliulo yang terkenal dengan ( Banyu Bleng / Air Belerang ). Yang di percaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Dan anehnya lagi, Air belerang atau Banyu Bleng tersebut bisa di gunakan sebagai bahan campuran dari makanan pokok, Yaitu Nasi yang di sulap menjadi Gendar ( Jawa ), Yang bisa di konsumsi dengan campuran sayur sayuran yang di urap atau di campur dengan sambel kacang ( Gendar Pecel ).

Penelusuran atas informasi dari salah satu rekan kerja, secara kebetulan beliau rumahnya di dekat lokasi Air Belerang tersebut, Mengabarkan bahwa, di desanya terdapat sebuah Alu ( pasangan Lumpang ), yang terbuat dari batu, Kami pun belum sempat menggagas ke arah situs cagr budaya. Karena dapat kabar tersebut, Hari minggu kita mendatangi Desa tersebut, Dan pertama kali kita menuju rumah temen, Dan meminta bantuan untuk menunjukan, Di mana Alu tersebut berada.

Lingga Kali Ulo

Akhirnya kita di antar ke salah satu tempat, Di mana Alu tersebut berada, Di tengah hutan jati Keberadaan alu tersebut berada, Dan tanpa di sadari, tenyata, yang di sebut dengan alu itu adalah sebuah lingga yang masih utuh. Keberadaan Situs Lingga yang berada tidak jauh dari makam kemasan, berjarak sekitar radius 350 meteran.

Lingga Kali Ulo

Lingga merupakan pasangan dari yoni, Yang di simbulkan sebagai Dewa Siwa dan di lambangkan sebagai alat kelamin laki laki.

Masih juga penasaran dengan desa kali Ulo, Masih dalam tahap penjelajah situs Cagar budaya. Dengan waktu yang berbeda dan teman yang berbeda. Kali ini penelusuran secara tidak sengaja, Saat melakukan perjalanan pulang dari desa Candi rejo, Kebetulan lewat kali ulo, di dapati dan melihat secara tidak sengaja, sebuah situs cagar budaya berupa Lapik Sajen di tempat Wudhu samping Mushola.

Lapik Sajen Kali Ulo

Situs lapik sajen tersebut, dapat di jumpai di desa kaliulo, tidak jauh dengan situs Makam kemasan, Sekitar radius 200 meter dari makam tersebut.

jika menurut pendapat saya pribadi, Dugaan dan kemungkinan saja.

Apakah Situs Yoni di makam umum kemasan.
Lingga di desa kaliulo
Lapik sajen di kaliulo

Ketiganya ada keterkaitanya, Secara sebaran sebaran tersebut, Jaraknya tidak terlalu jauh dengan pusat di mana yoni tersebut berada.

Hanya kemungkinan dan semoga benar.

Dan apakah bisa di katakan, dulu makam umum kemasan, telah berdiri bangunan pemujaan berupa Candi ... ???
Jika prediksi atas keterkaitan benda cagar budaya yang di babarkan di atas benar, bukan dugaan atau bukan kemungkinan lagi, Bahwa pusat bangunan pemujaan berupa candi pernah berdiri di lokasi makam tersebut, kemungkinan ada dua atau lebih bangunan tersebut berdiri, Antara Candi Induk, Karena ada Lingga dan Yoni.
Dan Candi pervara karena Ada lapik sajen akan tetapi masih kurang satu lagi, sebuah pasanganya dari lapik sajen tersebut, yaitu Arca Nandi atau Patung Sapi lebih mudah mengenalnya.

Banyak hal yang masih perlu di kaji atau di pelajari dari warisan leluhur kita.

Terimakasih kepada saudaraku, yg telah mempunyai keinginan ikut serta berperan melestarikan situs cagar budaya nusantara, Walaupun hanya mendatangi dan berusaha mempelajari saja.
Dengan harapan supaya tidak putus benang merah dengan leluhur kita di nusantara ini

Jejak Situs Cagar Budaya Nusantara
Di dusun kemasan
Desa Klepu
Kec. Pringapus
Kab. Semarang

Terimakasih

Mbak mona julia
Kang junian montong
Kang junianto
Kang nungki arfi
Sesepuh pak turkhamun


" Tetap Semangat Dalam Berkarya "
" Demi Kejayaan Nusantara "









Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI