TIRTO WENING DAN WATU LUMPANG CEMANGGAL



" WATU LUMPANG DAN TIRTO WENING "
( cemanggal )

Penelusuran jejak peninggalan peradaban kuno di lereng Gunung Ungaran, setelah melakukan penelusuran selama empat kali dalam satu bulan, Akhirnya membuahkan hasil juga, Itu pun karena ada bantuan pencarian dari warga desa setempat.
Situs Cagar Budaya Watu Lumpang, Tepatnya di :

Dusun Cemangga
Desa Munding
Kec. Bergas
Kab. Semarang
Jawa tengah

merupakan salah satu tantangan untuk menyibak tabir yg terjadi dalam cerita rakyat yg masih mengalir sampai sekarang

Keindahan alam salah satu bukti yang menunjukan bagai mana keagungan yg kuasa menciptakan semuanya untuk kita, supaya kita tetep bisa memanfaatkan alam semestinya, sesuai dengan kemampuan dan takaran kita, kemampuan untuk mengolahnya dan takaran untuk menuai hasilya

Kalau manusia bisa murka, karena merasa terusik atau terganggu, kenapa alam tidak

BUKIT GAJIHAN
( cemanggal )

Bukit Gajihan Cemanggal


Bukit Gajihan Cemanggal

Keindahan alam Gunung Ungaran, memang sepatutnya kita banggakan, sebagai manusia mensyukiri anugerah dari sang maha kuasa
Di ciptakannya gunung gunung lengkap dengan perbukitan, lengkap dengan panorama keindahan alam wisatanya.

Bukit Gajihan salah satu diantara jajaran bukit bukit yg menjadi satu dengan area lereng Gunung Ungaran
Terletak di sebelah timur desa cemanggal
Di sebelah utara desa munding
Di sebelah barat desa bonombo
Di sebelah selatan desa lempuyang

Bukit yang mempunyai daya tarik tersendiri dan wajib untuk di datangi, bukit yang membentuk gugusan seperti piramida mesir kuno ( Gambaran Saya ), sangat di sayangkan jika tidak menikmati pemandangannya.
Bukit kembar masyarakat menyebutnya
Kedua bukit yg mempunyai pemandangan exotis lengkap dengan wisat air terju yang di beri nama " Tirto Wening ", wisata cagar alam yang memiliki Arti dari sebuah nama tersebut, Tirto terdapat dalam bahasa Jawa yang berarti Air dan Wening Adalah keheningan, Atau ketenangan, dan di lengkap dengan Aset Desa berupa Situs Watu Lumpang, dan wisata religinya.

AIR TERJUN TIRTO WENING

Tirto Wening

Tirto wening, salah satu air terjun yg di miliki warga desa cemanggal, dengan kondisi alam yg bersahabat, air yg sejuk, sehingga menciptakan suasana yg enak untuk di nikmati
Yang memiliki dan menyimpan dua karakter rasa pada air murni yg di keluarkan dari dalam perut bumi, rasa tawar yg sejuk dan bisa di minum di tempatnya tanpa harus di masak terlebih dahulu.
Keunggulan rasa yang ke dua adalah, kandungan airnya mempunyai rasa segar dan meninggalkan rasa agak manis di dalam kecapan lidah, akan terasa setelah air Sudah sampai di tenggorokan, Air tersebut yg mengalir dari celah celah rongga rongga goa di betengan tebing di dalam struktur bentuk kolamnya.

Selain wisata air terjun dan cagar alam perbukitan, ternyata desa cemanggal juga memiliki wisata religi, makam seorang tokoh ulama besar bernama SYECH SYARIF

MAKAM SYECH SYARIF

Makam Syech Syarif

Makam Syech Syarif

Saat menggali informasi dengan nara sumber masyarakat di desa cemanggal, tentang siapa nama tokoh yang berpusara di dusun tersebut, yang di jadikan sesepuh desa, yang memiliki peringkat seorang ulama, yang babat yoso dusun cemanggal, dari mana asal beliau ... ???

Bahwa di katakan, asal usul beliau tidak di ketahui, melainkan yang bisa di ketahui hanya Nama ulama tersebut, yaitu " Syech Syarif " yg membuka dusun cemanggal dan yg menyebarkan agama muslim di desa cemanggal dan sekitarnya.
Narasumber menyebutkan bahwa, beliau hidup di jaman eranya walisongo, Bagai manapun cerita dan asal usulnya waliulloh tersebut sangatlah penting, karena keteladanan yang baik seorang Ulama, adalah sifat yang berkrismatik, yang patut di contoh dan di terapkan dalam kehidupan. Tujuan awal memang mengexplore watu Lumpang, Namun kita mendatangi Maqom tersebut, tidak lain adalah tawasul kepadanya, jika memang benar adanya sumber cerita tersebut, apa salahnya jika saya mendoakan beliau dan mengucapkan rasa terimakasih atas jasa jasa beliau, semasa beliau mengabdikan kepada yg kuasa untuk menyebarkan ajaran dan ilmu taukhidnya kepada kalangan masyarakat.
Memang benar adanya sumber cerita rakyat yg masih terbawa sampai sekarang di jaman serba modern ini
Cerita tentang situs dan bukti situs cagar budaya
Watu lumpang di sawah kenteng

WATU LUMPANG

Watu Lumpang

Watu lumpang ini berada di area persawahan yg produktif, yg masih di tanami macam macam sayuran sebagai mata pencaharian atau sumber penghasilan desa setempat

WATU LUMPANG

Watu Lumpang

Sangat sulit untuk mendatangi situs watu lumpang ini, malahan tersendat kendala sumber informasi yg belum ada kepastian dengan berbagai alasan yg di berikan kepada kami
Tidak tahu menahu keberadaan situs tersebut
Bahkan sampai di kasih arah arahan yg membingungakn oleh beberapa warga yg tidak menginginkan watu lumpang tersebut di explore
Dengan kesabaran yg extra, karena menghadapi derasnya hujan, yg kuasa pun memberikan petunjuk mungkin saja lewat tawasul yg saya lakukan atau hadiah doa yg saya lafazdkan kepada beliau syech syarif
Bertemu langsung dengan pemilik lahan sawah yg berketempatan dengan watu lumpang tersebut
Pak Kaswan nama beliau, menanyakan siapa kami, dri mana kami, dengan tujuan apa kami ingin tahu situs watu lumpang tersebut
Bahwa kami menjelaskan kepada Bapak kaswan
Kami dari ungaran
Kami dari pemuda yg mengagumi situs cagar budaya
Kami ingin mengetahui sumbercerita watu lupang tersebut
Dengan senyum Bapak kaswan mengajak saya sendirian, yg lain tidak ikut karena kendala hujan, saya memutuskan mengikuti ajakan pak kaswa kembali ke sawah dengan cuaca hujan yg lumayan agak deras
Pak kaswan menunjukan lokasi watu lumpang tersebut dan bercerita mistisnya situs tersebut
Bahwa, watu lumpang ini pernah di di pindah tempat, tetapi kembalilagi ke asalnya dengan sendirinya
Maka dari itu, pak kaswan merawat watu lumpang tersebut sampai sekarang, bahkan seolah olah beliau melindunginya dengan benar benar, karena beberapa hal yg di sebutkan, bahwa watu lumpang tersebut tinggalan dari buyut buyut jaman kerajaan dulu, tutur beliau
Panyesan saja, saat di tanya soal watu lumpang, seolah olah beliau tidak mengijinkan untuk mengexplornya, kata kata yg saya dengar dari beliau atau pesan beliau
" Tolong Jangan Di Ambil "
Dan saya menjawabnya " Saya Tidak Akan mengambilnya pak ... karena situs ini warisan dari leluhur panjengan untuk desa ini ... "
Saya hanya memberi pesan kepada pak kaswan, tolong di rawat dan di lindungi
Pak kaswan menjawab yg jelas itu pasti

WATU LUMPANG

Watu Lumpang

Situs watu lumpang mempunyai sama kesamaan dalam bentuk tapi beda fungsi dalam penggunaan
Watu lumpang yg sering saya jumpai berbentuk lingkaran pada penampang atasnya dan berbentuk tidak beratura seperti batu alam pada umumnya
Sama sama mempunyai lubang tengah berbentuk lingkaran dan tirus ke dalam
Yg baru saya ketahui
Watu lumpang berbagai fungsi
1. Watu lumpang sebagai penetapan tanah sima atau tanah perdikan atau tanah bebas pajak, jika memenuhi ketentuan syarat syarat supaya bisa di sebut sebagai watu lumpang perdikan, adanya kehadiran bangunan candi atau tempat pemujaan dan dukungan lingga patok sebagai penetapan tapal batas tanah sima
2. Watu lumpang sebagai sarana penujaan dewi sri atau dewi kesuburan atau dewi padi
3. Watu lumpang sebagai penanda tanah krajan, di mana tumbuhnya awal suatu peradaban
4. Watu lumpang yg memang di ciptakan dan di pergunakan sebagai alas untuk memudahkan suatu pekerjaan, sebagai alas dasar penumbuk padi, jagung, biji bijian dan sejenisnya

Cerita rakyat memang harus selalu di abadikan, seperti rangkuman di atsa manfaat dan hikmah dari cerita tersebut yg mempunyai peranan penting dalam perlindungan dan pelestarian situs cagar budaya
Mengagumi sedjarah warisan budaya sangat penting kiranya untuk mengetahui siapa sebenarnya jati diri bangsa kita

Terimakasih kepada
Pak Kaswan
Bundha rias endah
Mbak mona julia
Om alexa

Santun Saya

Eka budhy
Demi Kejayaan Nusantara

Saya ijinkan di share apabila memang bermanfaat ...
Semoga berkah dan ada hikmahnya




Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA