JEJAK MASA KERAJAAN KUNO DESA GINTUNGAN
TINGGALAN KERAJAAN KUNO
( Gintungan Ungaran )
Cerita rakyat kadang membawa kita untuk mengetahui swluk beluk, siapa sebenarnya jati diri bangsa kita
Dari peradaban kerajaan kuno yg berjalan mengikuti masanya, sampai beralih dan berangsur menjadi pemerintaham yg moderen, melewati tahap tahap dalam pengembangan pengembanganya
Sering dan bahkan banyak hal hal yg membuat perasaan kita timbul akan kecurigaan yg beralasan, dengan bukti bukti peninggalan warisan cagar budaya, sebagai bentuk fisik suatu maha karya yg pernah di ciptakan kala itu, di mana para leluhur kita hidup rukun dan damai, dan menuangkan rangkaian jati dirinya, di tuangkan dalam bentuk gambarkan dengan media yg bertahan untuk di kenang dan mudah di pahami dan di pelajari
Seperti halnya, suatu tempat yg di pilih leluhur kita, yg akan di jadikan tempat bernaung dan bertahan, untuk mengembangkan dan menciptakan suatu peradaban baru mestinya, yg memiliki sumberdaya alam yg melimpah, kontur tanah yg subur, dekat dengan sumber mata air yg melimpah
Desa Gintungan
Kec. Ungaran
Kab. Semarang
Jawa tengah
Lahan yg pas kiranya, untuk menumbuhkan peradaban yg akan di mulainya
Kab. Semarang
Jawa tengah
Lahan yg pas kiranya, untuk menumbuhkan peradaban yg akan di mulainya
SUMBER MATA AIR
( seleses )
Sumber Mata Air
Dalam mitologi hindu kuno, bahwa mata air merupakan tempat perkumpulan para dewa dewa untuk bermain dengan air
Karena air merupakan lambang kehidupan dan kesuburan
Yg di pilih para leluhur untuk menciptakan peradaban dan mendirikan pemukiman, yg bersanding dengan pemujaan
Dengan bukti yg masih terlihat jelas di di sebelah utara sumber seleses tersebut, berjarak sekitar 150 meter, tepatnya di area sawah yg masih produktif
YONI
( fragmen yoni )
Yoni ( fragmen Yoni )
Yoni merupakan sarana pemujaan hindu kuno, yg mempunyai pasangan yg di sebut lingga, posisi lingga berdiri tegap di tengah tengah atas penampang yoni
Lingga dan yoni sebutan dari trimurti,ke tiga dewa yg menjadi kepercayaan hindu kuno,
1. Dewa Siwa : dewa maha dewa, dewa tertinggi yg di sebutkan sebagai dewa pemusnah dan dewa yg mengawali
2. Dewa Wisnu : Dewa yg di sebutkan sebagai dewa perawat
3. Dewa Brahma : Di sebutkan sebagai dewa pencipta atau membangun
Yoni merupakan sarana pemujaan kepercayaan hindu, yoni memiliki bentuk persegi dengan pelipit di setiap sisi sisinya, berpenampang di atasnya yg memiliki lubang kotak di tengah berbentuk bujur sangkar yg di fungsikan sebagai pengunci lingga
Yoni di simbulkan sebagai dewa brahma dan dewa wisnu, di sebutkan sebagai dewi uma ( sakti ) istri siwa yg melambangkan alat kelamin wanita
YONI
Yoni Di area Sawah Produktif
Watu lesung, begitulah nama yg di berikan untuk situs yoni ada pula yg mengatakan watu lumpang, sebutan untuk bongkahan batu berbentuk persegi, memiliki pelipit dan cerat ini
Informasi yg kita dapat dari warga setempat mengatakan, dari sebuah cerita, dari beberapa narasumber desa setempat, banyak hal kejadian aneh yg sering di lihat bahkan sering di alami warga desa, khususnya para petani
Mengatakan bahwa tanah sawa yg berketempatan Yoni tersebut sudah tidak di garap dan tidak di tanami jenis jenis tumbuhan yg menghasilkan lagi, karena setiap ada petani yg di pekerjakan di lahan tersebut seringnya jatuh sakit, entah kenapnsebab dan musababnya bisa terjadinseperti itu, sudah ada 2 orang yg mengalami kejadian itu
Bahkan berita yg di sampaikan warga desa, lebih parahnya lagi, saat yoni itu akan di hancurkan, yg bertujuan untuk di gunakan sebagai bahan mayerial pembangunan vondasi talut jalan, yg di pekerjakan dua orang, saat sudah masuk ke tahap pemukulan dengan bandem ( jawa ), " palu besar untuk menghancurkan benda keras seperti batu "
Kedua orang tersebut mendadak sakit dan meninggal di ke esokan harinya
Dengan gambaran cerita rakyat tersebut, sampai sekarang Yoni tersebut masih di keramatkan keberadaanya
Informasi terus kita gali, menanyakan di mana lingga pasangan dari yoni tersebut
Di sebutkan sebagai alu ( alat penumbuk biji bijian ), warga setempat menyabutnya
Keterangan mengabarkan bahwa lingga tersebut, yang di anggap sebagai alu atau lingga telah hancur di jadikan bahan material vondasi talut jalan yg menghubungkan desa gintungan dan desa gebugan
Karena keawaman dan ketidak tahuan warga setempat
Mungkin hanya menyisakan sedikit saja yang di taruh di atas Yoni
Melanjutkan penelusuran, dan masih di area desa gintungan, tepatnya di sebelah selatan yoni dan rawa selese, dari keberadaan yoni sekitar 300 meter ke arah selatan setelah melewati bangunan penampungan air PDAM
Situs watu lumpang, berada di saluran irigasi yg menghubungkan aliran air ke sawah sawah warga
WATU LUMPANG
Watu Lumpang
Watu Lumpang
Keberadaan watu lumpang berada di dalam saluran irigasi pengairan sawah, tepatnya di belakang post penjagaan sebuah gudang di area tersebut
Watu lumpang memiliki banyak kesamaan, dengan karakter berbebtuk bulat, lonjong, kadang tidak beraturan
Memiliki lubang tengah berbentuk bulat berlubang, tirus ke bawah
Watu lumpang sendiri mempunyai banyak peranan
1. Sebagai penanda tanah sima dengan kehadiran sebuah bangunan candi, dan dukungan dari lingga patok sebagai tapal batasnya tanah sima
2. Sebagai sarana pemujaan dewi sri, dewi kesuburan atau dewi padi
3. Watu lumpang, yang memang di buat untuk mempermudah suatu pekerjaan, sebagai alat alas penumbuk biji bijian hasil tani
4. Sebagai penanda tanah krajan, atau tanah yg pertama kali munculnya suatu peradaban masa kuno
Banyak hal yg menarik yg patut di kupas dari cerita rakyat, dengan nara sumber turun temurun
Sengaja memang di wariskan sebagai sebuah cerit dari leluhur kita setelah pergantian masa dan kepercayaan baru yg muncul
Bagai manapun kisahnya, kita tetap menghargai alur ceritanya
Karena hanya dengan cara itu pula, situs cagar budaya selalu di lindungi, di rawat dan di lestarikan
Datang
Kenali
Pelajari
Terimakasih kepada
Om alexa
Mbak mona julia
Bundha endah rias
Selalu mendukung dan menyuport saya
Santun Saya
Eka budhy
Demi Kejayaan Nusantara
Silahkan di share apabila bermanfaat dan aku ijinkan
Komentar
Posting Komentar