SISA BANGUNAN CANDI DI PTPN JATIRUNGGO



" SITUS SISA BANGUNAN CANDI DAN WATU LUMPANG JATI RUNGGO "

Masih menelusuri jejak Kerajaan Klasic di Nusantara, Lebih tepatnya, Di area perkebunan Karet PTPN Jatirunggo
Kec. Pringapus
Kab. Semarang

Sisa peradaban di masa kerajaan kuna, yang berada di dalam area pabrik karet yang meliputi kantor perkebunan yang di bangun oleh belanda pada saat revolusi Nasional Indonesia, Bangunan PTP Jatirungho di bangun oleh belanda sekitar tahun 1923, Dan masih berdiri kokoh sampai sekarang.

Awal blusukan kita bisa sampai ke area PTPN, Karena informasi dari Bapak Zaeni Ahmad, yg beberapa saat lalu, Kemungkinan neliau membaca postingan dari kita di salah satu sosial media on line. Kemungkinan juga beliau mulai tertarik dengan petualangan kami, yang seringnya melakukan penjelajahan situs sedjarah di beberapa daerah, khusunya di kec. Ungaran dan Kec. Pringapus.

Bahwa penyampaian beliau memberikan informasi tentang sebuah makam Tua di area Pabrik karet yang berada di aputaran PTPN Jatirunggo, yang menggunakan maesan dari batu.

Situs Candi Dan Watu Lumpang Jatirunggo

INFORMASI
menurut tutur warga setempat, Sebenarnya situs watu lumpang ini ada tiga ( 3 ) buah, dengan area yang sama namun beda tempat.
1. dalam keadaan utuh dan berada di tengah perkebunan.
2. dalam keadaan memprihatinkan, di pinggir jalan dengan posisi terbalik
3. sudah hancur saat perombakan lahan pertanian, yang akan di tanami karet dan sudah tak  ada bekas atau sisanya.

Situs Candi Dan Watu Lumpang Jatirunggo

Awal ke datangan ke desa jatirunggo, karena ada tujuan blusukan situs Candin, Berawal dari Dusun Kali Kidang, Yang terdapat sebuah watu lumpang di tengah lahan kosong di tengah tengah PTPN, Napak tilas sedjarah kita lakukan secara berjamaah bersama : 
kang bambang
Kang eka w prasetya
kang nur s
pak zaeni mahmud dan salah satu warga dusun kali kidang
Dan saya Sendiri

Kondisi watu lumpang masih sangat bagus, walaupun sedikit aus, kemungkinan terlalu lamaya termakan usia, di area seputaran Situs Watu Lumpang juga terdapat beberapa Cuilan Banon ( Batu Bata Kuno ), yang di duga sisa sisa bangunan candi, dengan Ukuran tebal 9 mm dan panjang di perkirakan 30 cm, di ambil dari ukuran umumnya, dan lebar sekitar 20 cm, kenapa saya tau ukuran tersebut ( Lah tak ukur Pakai meteran ).
Dari Watu Lumpang yang pertama, Menuju ke watu lumpang yang ke dua, yaitu, dalam posisi tengkurap atau terbalik dan berada di pinggir acses Jalan yang berhubungan dengan desa lain.

Situs Candi Dan Watu Lumpang Jatirunggo

Kondisi Situs watu lumpang yang terbalik, dan berada di pinghir jalan.

Hanya menggunakan Pemikiran pendugaan, atau ilmu menduga duga, dan belum bisa di pastikan kebenaranya dari 40 %, jika saya menyebutnya.
Banyaknya temuan watu lumpang yang berjumlah tiga buah, walaupun yang satu sudah hancur dan tak tersisa, kemungkinan pada era klasic, jatirunggo salah satu awal munculnya peradaban Baru di mas itu, dan adanya pendukung bangunan candi sebagai tempat pemujaan, walaupun cuma tersisa puing puingnya saja. 

Watu Lumpang Mempunyai banyak pendapat tentng gungsinya, Yang saya ketahui ada tiga fungsi watu lumpangdengan berbagai pendapat.


1. Pendapat pertama, Bahwa di katakan Situs Tersebut di fungsikan sebagai sarana pemujaan Dewi Sri atau Dewi Padi atau Dewi kesuburan.
Pada masa pemerintahan kerajaan kuno atau Klasic.
Dengan Cara, di lakukan sebelum musim Tanam atau sesudah Musim Panen Satang. Melalui ritual ritual tertentu menghunakan beberapa sarana yang di perlukan, di antaranya wewangian sama halnya dengan membakar kemenyan dan aroma aroma bunga bunga yang di taburkan. Penyembelihan hewan Unggas berjenis Ayam, Yang di lakukan dalam penampang Watu lumpang, dengan cara, meletakan leher ayam yang akan di sembelih, persis di cekungan bagian tengah watu lumpang, Darah ayam yang keluar di tampung di dalam cekungan tersebut, demikian Dengan Ayam yang sudah selesai di sembelih, memalui proses di masak atau di bakar,  dan daging ayam tersebut di bagikan kepada warga yang mengikuti acara pemujaan. 

Nb : Mungkin saja seperti itu, Karena saya bukan ahlinya, Hanya sekedar mengagumi saja.

2. Pendapat Yang ke dua.
Sebagai penanda suatu daerah yang di sebut dengan krajan, Banyak fersi yang mengatakan, Krajan adalah suatu tempat di mana munculnya peradaban kuno yang mengawali. Dan dapat di bukyikan walaupun cuma beberapa persen saja, setiap daerah dengan nama krajan, pasti mempunyai tinggalan minimalnya Sebuah Watu lumpang, atau watu lesung.
Pada dasarnya, pasti ada tinggalannya, kalau memang di suatu daerah yang bernama krajan tidak menemui situs tersebut, kemungkinan sudah rusak, atau terkubur, atau hilang.

3. Pendapat yang ke tiga, bahwa watu lumpang di gunakan sebagai alat untuk mempermudah suatu pekerjaan saja.
Sama halnya di gunakan sebagai penumbuk obat obatan tradisional atau hasil panenan.

Dan saya pribadi merujuk ke hal yang di tunjukan nomor tiga, Karena apa, Dalam Sedjarah masa kerajaan, belum pernah di temukan prasasti yang menjelaskan kegunaan dari watu lumoang tersebut, jadi belun bisa di pastikan untuk merujuk ke arah nomor 1 dan 2.

Yang tersisa dari bangunan tersebut adalah beberapa komponen bangunan candi yang di duga berupa batuan pengisi Candi.
Juga bagian dari dasar bangunan Candi yang lainya masih dapat kita jumpai di beberapa titik.

Bangunan Kolonial Belanda Berupa kantor PTPN Jatirunggo, Nampak Kelihatan dari samping depan.

Bangunan Kolonial belanda, Yaitu sebuah rumah dinas PTPN Jatirunggo, Nampak kelihatan dari samping depan.

Beberapa bangunan kolonial tersebut, Juga termasuk kategori Benda Cagar Budaya.

Situs Candi Dan Watu Lumpang Jatirunggo

Situs Candi Dan Watu Lumpang Jatirunggo

Contoh yang  terlihat pada gambar di atas, Beberapa komponen batu Candi yang kita jumpai di satu titik bagian barat bangunan kantor PTPN jatirunggo. Komponen ini di duga termasuk bagian dari dasar atau bangunan kaki candi.

Situs Candi Dan Watu Lumpang Jatirunggo

Sama halnya dengan batuan Candi yang berada di sebelah barat kantor perkebunan, si sebelah timur pun juga terdapat Komponen situs batu candi berpelipit yg mempunyai ukuran lebar 38 cm,tinggi 18 cm dan panjang 48 cm.

Situs Candi Dan Watu Lumpang Jatirunggo

Gambar komponen batu fondasi candi ini sangat berbeda dengan yg lainnya. Batu ini memiliki panjang 68 cm.
Untuk lebar dan tinggi atau ketebalan sama dengan keterangan gambar yg di atas, Yaitu lebar 38 cm dan ketebalan kisaran 18 cm.

Selesai mengexplore Temapt atau kantor PTPN, kita berjalan ke arah timur menuju sebuah makam yang sudah tua, Yaitu makam Mbah Kyai Cogeh, yang berada di antara bangunan bangunan pabrik karet bisa di bilang tua dan cukup serem.
Karema di dukung dengan bangunan pabrik tua dan maqom sesepuh desa.

NAPAK TILAS SEDJARAH MAKAM KYAI COGEH

Makam ini sebenarnya sudah mengalami perpindahan tempat kurang dan lebihnya sebanyak tiga kali.
menurut pak ahmad zaeni. dulunya berada di depan area post penjagaan pintu masuk kantor perkebunan karet JATIRUNGGO yg akhirnya makam ini di pindahkan antara bangunan pengepul hasil karet atau pabrik pengolahan hasil karet.

Di antara beberapa bagian dari sisa sisa bangunam Candi daoat kita jumpai di area maqom tersebut.


Situs Candi Dan Watu Lumpang Jatirunggo

Sisa bangunan yang berada di maqom Mbah Cogeh, berada tepat di depanaqom tersebut, terdapat dua komponen batu candi dengan ukuran panjang 80 cm dan lebar sekitar 36 cm,  yang di fungsikan sebagai alas pijakan anak tangga naik ke maqom tersebut. 

Situs Maqom Kyai Cogeh
.
Di sinilah napak tilas peradaban kuno yg menunjukan kuat bahwa dulunya ada sebuah bangunan candi yg megah.
Beberapa kta jumpai ada 3 buah kemuncak candi yg di fungsikan sebagai maesan Maqom Kyai Cogeh.

Situs Maqom Kyai Cogeh

Sisa bangunan yang berada di maqom Mbah Kyai Cogeh, berada tepat di depan maqom tersebut, terdapat dua komponen batu candi dengan ukuran panjang 80 cm dan lebar sekitar 36 cm,  yang di fungsikan sebagai alas pijakan anak tangga naik ke maqom.

Situs Maqom Kyai Cogeh

Di jumpai satu buah komponen kemuncak candi dan fragmen arca agastya.

Komponen kemuncak Candi, adalah oanel yang terdaoat oada bangunan paling atas setelah badan candi, yang terdapat pada bagian atap bangunam candi. Kemuncak di sebutkan sebagai Ratna kalau dalam bentuk bangunan Cansi bermotif Hindu, Jika Sebitan dalam motif buddha adalah Stupa, Sama sama dalam peempatan yang sama, namun beda dalam sebutan atau pengucapanya.

Fragmen Arca Agastya, arca yang menempati salah satu relung, yang terdapat pada badan candi bagian luar, arca tersebut berada di sebelah kanan pintu masuk ke ruangan candi.

Banyak hal yang perlu kita pelajari untuk mengenal daerah yang menjadibtemoat tinggal kita, Siapa tau masa kejayaan kerajaan kuno dulu, daerah kita mempunyai peranan yang sangat penting, dengan adan warisan cagar budaya berupa puing dan sisa dari peradaban itu sendiri.

Istilah tak kenal maka tak sayank

" Tepat Semangat dalam Berkarya "
Demi Kejayaan nusantara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI