BLUSUKAN BUKAN TEMPAT YANG SEJARAH

 " MELAKUKAN BLUSUKAN YANG BUKAN TEMPAT BERSEJARAH "

Kali ini saya akan mengajak anda ke suatu tempat yang tidak biasanya saya kunjungi. Kalau biasanya saya lebih sering mengadakan kunjungan atau blusukan di tempat tempat yangmemiliki jejak sejarah. Untuk kali ini saya akan merefres pikiran sejenak. Dengan mengunjungi tempat yang bernuansakan natural, alami, dengan mengedepankan nuansa hutan belantara. Adalah tempat wisata Cagar Alam berupa Air terjun, yang menurut saya pribadi obyek ini sangat exotice. Dari segi viewnya, pemandangan alamnya, tanaman endemiknya, dan satwa liar yang menguasai alam sekitar. Semua menjadikan tempat ini bernuansakan hutan belantara, seperti hutan hutan di pedalaman tropis Indonesia bagian Timur. Obyek ini berada di kaki Gunung Ungaran, arah mata angin yang membujur ke sisi timur laut. Lebih tepatnya berada di wilayah Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Iya benar sekali, obyek wisata ini lebih di kenal dengan sebutan Curug Lawe dan Curug Benowo. Tentang kapan awal mulanya obyek ini mulai ramai, sehingga dapat kunjungan dari berbagai daerah, saya pribadi kurang mengetahui, dan kurang begitu faham. Yang jelas, wilayah ini masih kental dengan Jejak kolonial belanda periode abad 20 awal. Disini, saya tidak akan membahas tentang sejarah atau jejak kolonial tersebut. Pokonya, dalam kesempatan ini, saya akan berbicara tentang yang indah indah. Supaya pikiran tetap segar dan cemerlang. Sehingga mampu menjalankan aktifitas blusukan ke tempat yang bersejarah lagi. Memang benar pendapat beberapa orang. Ketika mengalami setres berat karena suatu pekerjaan yang menumpuk, cobalah bermain main di luar ruangan, menyatu, bersentuhan langsung dengan alam terbuka. Lakukanlah kegiatan tersebut dengan mengunjungi alam sesuai kegiatan yang di gemarinya. Misalnya, mengadakan piknic ke wisata cagar alam, atau yang senang dengan kegiatan ngecamp atau pendakian Gunung. Dan lakukan kegiatan tersebut sesuai porsi dan kemampuan untuk pelaksanaanya. Lalu, nikmati dan rasakan sensasinya ketika sudah berada di dalam lingkungannya.

Kalau saya boleh jujur, saya lebih suka melaksanakan keduanya, antara pendakian Gunung mau pun bermain dan berinteraksi langsung dengan alam terbuka. Keduanya saya lakukan dengan menjatuhkan satu pilihan di antara keduanya. Saya pun masih melihat kemampuan dari isi kantong dan durasi waktu yang sekiranya kegiatan di luar tidak mengalahkan atau tidak menggangu salah satu dari kewajiban sebagai pekerja. Pesan sedikit, " Mendingan Capek Kerja dari Pada Capek Nganggur di Rumah ". Dalam kegiatan liburan saya kali ini, saya memilih tempat yang sekiranya tidak memakan biaya yang cukup besar. Murah asalkan meriah, atau murah yang penting bisa bahagia. Jujur saja, ini bukan iklan yang sedang berjalan. Memang dari dulu saya lebih suka ke tempat tempat terbuka ketika mendapatkan pikiran setres menghadapi pekerjaan yang benar benar menguras tenaga dan pikiran. Sengaja saya memilih untuk mengunjugi wisata cagar alam Curug Benowo atau Pun Curug Lawe. Kenapa .. ??? Selain pemandangannya sangat bagus, keren, wisata cagar alam ini tergolong sangat murah meriah. Kenapa demikian .. ??? Selain murah untuk harga tiket masuknya, fasilitas yang di sediakan sangat lengkap. Parkiran yang sangat luas untuk mobil dan motor misalnya. Fasilitas lain seperti Mushola, kamar mandi, dan toilet. Tidak usah takut akan kelaparan, atau tidak usah takut akan kehausan. Karena di lingkup obyek wisata ini terdapat kantin yang menyediakan berbagai macam menu makanan dan berbagai macam minuman. Kantin berjajar di pinggir jalan, tidak memakan bahu jalan, dan sudah di tertibkan secara langsung dari pihak pengelola. Kalau sekedar untuk ngopi, makan besar, makan kecil, di setiap kantin menyediakan kebutuhan tersebut. Kita juga bisa memilih tempat duduk lesehan. Karena, di setiap warung atau kantin menyediakan tikar untuk istirahat sejenak sambil menikmati keindahan alam, dan menikmati keindahan perkebunan cengkeh. Di jamin tidak akan bosan dengan suasana yang demikian. Di tambah pula, pengelola tempat parkir yang sangat bisa di andalkan untuk tanggung jawabnya. Ramahnya para pedagang yang mejajakan dagangannya, yang siap menyambut dengan senyuman ramahnya di sepanjang jalan sebelum pintu masuk menuju ke obyeknya.

Setelah melewati pintu masuk obyek yang kita tuju, jika di rasakan dengan sebenar benarnya, hati dan pikiran kita terasa nyaman dan tentram. Kenapa demikian, karena kita di hadapkan langsung dengan alam terbuka, dan berinteraksi langsung dengan alam sekitar. Yang nantinya akan kita rasakan tentang bisikan angin, sambutan gemercik air, siulan burung, dedaunan melambai dan menyapa, seolah olah memberikan tentang exsistensi keberadaanya. Asli, di sepanjang perjalanan menuju obyek wisata selalu di iringi musik hasil dari kolaborasi berbagai  kehidupan yang berada di sana. Perjalanan akan terasa nyaman, seolah olah tidak mengenal kata lelah. Karena selalu di sediakan berbagai macam pandangan di setiap sudut yang berbeda. Bentangan alam saat pandangan itu tertuju pada dinding dinding tebing yang jauh melintang. Seolah memberikan kesan tentang kegagahan dan berwibawanya Gunung Ungaran. Yang mampu membagi dan berbagi, sehingga menghasilkan suatu kehidupan yang bermakna di bawah naungannya.

Inilah keunikan pengelola dari wahana wisata cagar alam tersebut. Satu pintu masuk, bayar satu karcis, dengan tujuan 2 obyek yang sama, akan tetapi kita akan merasakan sensasi yang berbeda. Sensasi antara Obyek Curug Lawe dengan Curug Benowo. Walau pun kedua obyek tersebut masih dalam ruang lingkup yang sama, masih di dalam satu wilayah, sensasi yang di rasa akan terasa perbedaannya ketika sudah mengunjungi keduanya. Kalau boleh jujur, saya malah lebih tertarik mengunjungi Curug Beowo. Loh, kenapa demikian .. ??? Memang sih, kalau di ukur dengan tingkatan kunjungan atau keramainnya, lebih unggul Obyek Curug Lawenya. Akan tetapi, saya lebih tertarik untuk memilih Curug Benowo, karena Obyek yang di tampilkan sangat keren banget. Di mana air terjun itu terbelah ketika mengalir dan jatuh terurai menjadi dua bagian, setelah berbenturan dengan batu tebing yang berdiri kokoh di tengah alirannya. Sehingga menjadikan air dengan debit yang besar mengalir dan membelah menjadi dua aliran. Walau pun dengan hasil yang terurai akhirnya akan bersatu kembali dengan aliran yang sama. Kesannya lebih tenang, lebih focus menikmati suasana dan keindahan alamnya.

Di dalam perjalanan, kita akan di manjakan dengan pemandangan yang memukau. Panjangnya aliran dari ke dua sungai yang menjadi satu. Aliran dari kedua obyek wisata, antara curug lawe dan curug benowo. Sehingga debit air semakin bertambah, karea mendapatkan suplai dari kedua obyek tersebut. Di satu sisi, juga memberikan kesan menarik, tidak membosankan dan menambahan estetik lingkungan sekitar. Di sini, para pengunjung juga akan merasakan sensasinya ketika melewati sebuah jembatan berwarna merah. Yang memiliki panjang perlintasan hampir mencapai 30 meteran. Dengan tiang pemancang setinggi hampir 15 meteran dari permukaan tanah. Perlu di ketahui, sebenarnya obyek yang di maksud adalah, saluran untuk sarana pengangkutan hasil panen kopi masa itu. Di fungsikan pula untuk saluran irigasi atau pengairan pertanian yang berada di bawah lerang gunung ungaran. Dugaan, bangunan tersbut merupakan hasil konstruksi dari jaman kolonial belanda. Obyek ini lah, salah satu icon dari wahana wisata curug lawe dan curug benowo. Memang jembatan ini tidak luput dari sorotan para pengunjung. Selain memiliki kesan kolonial, para pengunjung sering exsist dengan berbagai gaya pemotretan di sini.

Wahana cagar alam curug lawe dan curug benowo, sangat cocok di kunjungi bagi para pemuda yang gemar akan perjalanan berpetualang. Bagi yang suka pendakian gunung, obyek ini mampu memberikan kesan yang sama saat melakukan pendakian. Cuma bedanya, wisata ini merupakan aliran sungai dari dataran tinggi ke dataran rendah. Jadi sudah jelas, para pendaki tidak bisa menikmati keindahan alam dari ketinggian. Wisata ini hanya sebagai opsi kedua, setelah mengagendakan pendakian mengalami kegagalan. Ketika tidak cukup waktu untuk pendakian gunung, lokasi ini sangat cocok di jadikan gantinya sebagai ajang mencari kesibukan yang terkesan menjalani petualangan. Wisata cagar alam ini, bisa di jadikan ajang petualangan dengan keluarga dan teman teman yang memiliki hobi sama. Dan petualangan akan terasa semakin berkesan ketika di lakukan dengan keluarga dan teman dekat. Di sini, di wahana ini, juga banyak sebenarnya, para pemuda yang melakukan kunjungan ke wahana wisata cagar alam tersebut. Memang benar, mereka memiliki alasan untuk berpetualang dengan suasana baru. Selain para pendaki, yang berkunjung ke sini, banyak juga para pelancong lokal yang tertarik, hingga meluangkan waktunya untuk berkunjung. Walau pun hanya sekedar membuat video dan pengambilan gambar poto lewat Phone Cell masing masing. Bahkan kunjungan tersebut juga datang dari orang tua yang memiliki usia di atas 50an, senang sekali berkunjug, hanya untuk melakukan kegiatan jalan sehat supaya mendapatkan kebugaran. Jika di tanya, kususnya para pengunjung yang usianya di atas 50an, jawaban itu hampir memiliki kesamaan. Yaitu dengan jawaban Latihan Fisik. " Otot Neg Ora di Latih Ndak Marai Tuman, Kaku dan Linu linu ". Tidak sampai di situ saja, wahana wisata ini, juga kerap sekali mendapatkan kunjungan dari usia 50an remaja yang gandrung akan olah raga marathon. Mereka menyempatkan diri untuk mencoba track perlintasan, hanya untuk menguji kemampuan larinya. Hingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Tenang saja, soal akses jalan selalu mendapatkan perhatian dari pengelola wisata tersebut. Dan kerap sekali mendapatkan peninjauan untuk ngecek atau memeriksa titik titik poin utama pada kerusakan akses. Dengan harapan, memberikan kepuasan tersendiri bagi para pengunjungnya. Saya berani menjamin, ketika kalian mampu merasakan dan mampu menikmati pemandangan alam yang di suguhkan. Maka, suatu saat kalian akan kembali lagi untuk mengunjungi wahana wisata cagar alam curug lawe dan curug benowo.

" Asli, kenangan itu akan membekas yang membuat kalian akan kembali lagi ke sini "

Sebenarnya tidak ada perbandingan di antara obyek keduanya. Hanya saja, pengunjung memang menjatuhkan di antara dua pilihan. Pilihan pertama, dengan suasana atau keadaan yang berbeda. Ada yang menginginkan suasana sepi dan menurutnya sahdu, ada yang menginginkan suasana ramai dengan unsur kebersamaan. Keindahan wisata cagar alam yang berada di lereng Gunung Ungaran, memang sudah tidak di ragukan lagi. Saya pun merasa heran, coba bayangkan saja. Di mana tempat wahana wisata berbentuk cagar alam, asalkan itu masih di lingkup lereng Gunung Ungaran, pasti akan terkesan ramai dan menyenangkan. Apa mungkin di karenakan wibawa atau aura dari Gunung Ungaran yang masih terjaga. Yang di aplikasikan dengan keramahan lapisan masyarakat dan pengelola wisata yang berketempatan. Kenapa saya berpendapat seperti itu .. ??? Pengalaman saya membuktikan adanya perilaku yang demikian. Sudut pandang setiap pengunjung itu berbeda beda. Memiliki arti penilaian yang berbeda puala. Kadang pendapat satu dengan pendapat yang lainnya tidak harus sama. Kalau untuk kepuasan dan ketenangan dalam menikmati suasananya, saya lebih memilih curug benowonya. Di pandang dari sudut bagian mana pun, memiliki daya tarik tersendiri. Apa lagi untuk membuat video video pendek, untuk background pemotretan, sangat exotice dan mempesona. Terkesan selendang putih yang melayang di antara dataran tebing berbatuan. Mirip dengan rambut putih terurai seperti kain sutera di terpa angin. Tersibak memancarkan pesona keanggunan Alam semesta. Sungguh indah karunia tuhan yang maha segalanya.

Ada perihal penting yang akan saya sampaikan, dan semoga menjadi perhatian untuk kita semua. Ketika kita pergi berwisata ke manapun, di mana pun itu. Anggap saja, kita sedang berkunjung ke rumah Orang atau bertamu. Keutamaan yang harus di jaga adalah, Adab, sopan santun dalam bertutur kata dan berbuat. Yang paling penting adalah, jangan meninggalkan sampah di lokasi wahana wisata. Sebisa mungkin, sampah bungkus makanan atau snack, di buang ke tempatnya. Ketika tidak ada tempat sampah di lokasi. Berusahalah untuk membawa sampahmu turun kembali. Di buang ketika sudah menemukan tempat atau bak sampah. Jangan mengambil barang dari tempat wahana wisata. Terkecuali memang membeli untuk kenang kenangan atau oleh oleh orang yang di rumah. Tinggalkan kesan yang terindah, dan bawalah kenangan yang terindah, saat berada di lingkungan wisata.

#ayodolanungaran #ungaran #ungaranbarat #wisatacagaralam #dolanungaran #wisataalam #kalisisi #curuglawe #curugbenowo #jembatancinta #semarang #jawatengah #indonesia #wonderfull #curuglawebeatyfull #curugbenowobeatyfull









Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI